Sabtu, Oktober 11, 2008

Gambar Kerja (Construction Drawing)

Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi, agar konsep rancangan yang tergambar dan dimaksud dalam pengembangan rancangan dapat diwujudkan secara fisik dengan mutu yang baik maka gambar kerja mutlak diperlukan. Karena setiap eksekusi dilapangan tukang memerlukan kejelasan dari setiap rancangan yang tentunya harus tergambar dalam betuk detail-detail yang jelas dengan skala yang besar.
Penguasaan perancang/arsitek dan drafter terhadap detail pun menjadi sesuatu yang wajib karena dengan detail segala bentuk kesalahan persepsi dari pembangun/kontraktor bisa diminimalkan, Selain itu sasaran tahap ini (gambar kerja) adalah:

  1. untuk memperoleh kejelasan kuantitatif supaya biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan dapat dihitung dengan saksama dan dapat dipertanggungjawabkan;
  2. untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi pelaksanaan pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis yang terkandung dalam dokumen pelelangan dan dokumen perjanjian/kontrak kerja konstruksi.





Kamis, Oktober 09, 2008

Small Office

Small Office (Conceptual Design by Kamal Komaludin)

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1429 H

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1429 H
Taqoballohu Minna Wa Minkum
diantara segala kata pasti ada khilaf
diantara canda mungkin tersisip silap
diantara segala sikap ada salah melekat

"Mohon maaf Lahir dan Bathin"

Tamanku Terpenjara!!!

Dengan alasan untuk melindungi ruang publik, taman yang seyogyanya menjadi ruang publik dan bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai kalangan, tanpa memperdulikan gender, status sosial, bahkan penyandang cacat sekalipun. Kini banyak taman dibangun dengan pagar keliling yang tinggi, tanpa penyelesaian (arsitektural, lansekap) yang bagus dan bermakna agar tetap bisa dinikmati tanpa harus mengurangi keindahan taman itu sendiri, sang taman pun seolah-olah dipenjarakan, dibutuhkan! lalu dibuat dan ada, tapi kurang memberi manfaat yang optimal. Taman dengan kerangkeng pagar besi pemanis yang tak manis menjadi saksi bisu dari kesemrawutan kota, tanpa makna dan manfaat bagi khalayak banyak. Jadi sebenarnya diperuntukan untuk siapa taman ini.....???

Senin, September 15, 2008

Rumah Experimen

Mendesain rumah dengan lahan sempit dan dana yang terbatas untuk pembangunan menjadi sebuah tantangan dan kegairahan bagi seorang arsitek.
Dalam situasi harga-harga material bangunan yang melambung tinggi hampir setiap minggu mengalami kenaikan dan susah didapat, sehingga penghematan untuk menekan biaya pembangunan menjadi hal yang utama.
Rumah ini didesain mengikuti bentuk lahan dan untuk menekan biaya konstruksi tentunya bangunan lama sebagian dipertahankan. Selain pemilihan material dan metode pelaksanaan, trik finishing pun dilakukan pada rumah ini. Penggunaan material alam yang ada disekitar yang murah harganya tapi mempunyai kualitas yang tinggi. Menggunakan kembali material bekas bongkaran, seperti genting, bata sisa bongkaran yang masih utuh dan bisa dipakai ulang. Finishing dinding dilakukan dengan plesteran pasir semen, sementara acian dengan bahan semen air agak kental menggunakan alat roll cat, tidak harus dengan tukang skill tinggi pun jadi, dan tekture dinding lebih kelihatan artistik. Finishing akhir bisa dicat maupun tidak, yang tentunya bisa mengurangi biaya tukang, bahkan bisa dilakukan sendiri.

Senin, September 08, 2008

Marhaban Ya Ramadhan

Semoga Ramadhan ini penuh dengan BBM (Bulan Barokah & Maghfirah)
Meningkatkan PREMIUM (PREi Makan dan MInUM)
Memperbanyak SOLAR (Solat Lebih Rajin)
Memperbanyak MINYAK TANAH (Meningkatkan Iman, baNYak Tahan Nafsu & AmaraH)
Meningkatkan PERTAMAX (PERangi TAbiat MAX siat)
Selamat Manunaikan Ibadah Shaum,
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Kamis, September 04, 2008

Bumi Hijau, Langit Biru, Air Bening

Judul diatas adalah angan-angan saya sekarang, dan masa lalu yang pernah saya rasakan.
Bumi Hijau, Langit Biru, Air Bening pernah saya rasakan ketika saya masih kanak-kanak dan tinggal dikampung yang jauh dari polusi, namun kampung yang dulu mempunyai air sungai yang bening dan bisa dimasak untuk minum dengan beragam ikan hidup didalamnya dan sewaktu-waktu diambil dengan alat pancing. Hutan yang mengelilinginya lebat, dan pohon bambu yang siapa saja boleh mengambil asal teratur tanpa ada yang melarang, dan orang-orang pun sangat peduli terhadap lingkungannya. Sawahpun tumbuh subur ditanami padi sehingga penduduk tidak takut akan kelaparan. Kenapa sekarang cuma angan-angan?
Air sungai yang dulu bening kini telah tercemar, jangankan untuk minum, untuk cuci kaki pun orang sudah enggan dan takut akan efek air yang tercemar.
Sawah yang dulu subur semakin menyempit dan berkurang luasnya, telah berubah fungsi menjadi perumahan dan pabrik tanpa memikirkan bahkan tidak peduli akan kelangsungan hidup dan lingkungan sekitar.

Senin, Juni 30, 2008

Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokan dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method-tenaga manusia, bahan, alat, uang dan metode).
Proyek konstruksi mempunyai karakteristik yang unik, kondisi ini memerlukan rancangan dan program pembangunan tersendiri untuk mewujudkannya.
Konsekuensi dari karakteristik proyek konstruksi adalah dibutuhkannya suatu teknik manajemen yang lebih fleksibel agar dapat diaplikasikan dalam berbagai jenis proyek. Dengan demikian teknik manajemen harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi masing-masing proyek.
Proyek konstruksi sipil selama masa pembangunan bersifat dinamis. Hal ini ditunjukan dengan berubahnya suberdaya yang dibutuhkan, baik jenis maupun jumlahnya, sejalan dengan tahapan proyek. Diawal proyek, kebutuhan sumber daya relatif kecil dibanding tahap pertengahan masa pelaksanaan. Diakhir proyek, kebutuhan sumber daya berangsur-angsur menurun dan pada akhirnya tidak dibutuhkan lagi, selanjutnya proyek dikatakan telah selesai. Situasi ini berbeda dengan industri lain (pabrik, manufaktur) dimana jumlah dan jenis sumber daya yang dibutuhkan mendekati konstan dan tetap setiap waktu. (KK dari berbagai sumber)

Minggu, Juni 29, 2008

Perencanaan dan Kenyamanan

Tujuan setiap perencanaan adalah untuk menciptakan kenyamanan maksimum bagi manusia sebagai pengguna dan pelaku. Sayangnya, tidak terdapat tolok ukur yang obyektif untuk kenyamanan. Hanya melalui percobaan-percobaan dengan melibatkan banyak orang dari berbagai lingkungan yang berbeda-beda sajalah yang dapat diambil kesimpulan dan dapat menjadi pedoman dasar. Kekurangannya dalam angka-angka, tetapi jiwanya tidak. Sedangkan kenyamanan adalah akibat dari kedua faktor tersebut, karena itu hasilnya menjadi subyektif dan tidak tepat. Reaksi manusia terhadap lingkungan yang panas dan gersang pada dasarnya berbeda dengan lingkungan yang panas tetapi ramah. Manusia yang datang dari daerah tropis secara fisiologi dapat menyesuaikan diri lebih cepat. Tetapi penyesuaian psikologis jauh lebih sukar.
Hanya sedikit yang dapat diatasi perencana dalam penyelesaian masalah ini. Mereka hanya dapat merencanakan suatu lingkungan seindah dan senyaman mungkin.

Minggu, Juni 08, 2008

Jakarta Traffic Jam (Traffic Diam)

Sudah bukan hal yang asing bila di Jakarta tiap hari terjadi kemacetan, penyakit ibukota yang satu ini memang sulit untuk diberantas. Sampai saat ini pemerintah belum juga menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Jumlah kendaraan setiap waktu bertambah, sementara ruas jalan tetap tidak ada pelebaran, sementara busway yang dikatakan penggagasnya sebagai solusi yang berhasil mengatasi kemacetan, malah mengambil ruas jalan yang ada dan memperparah kemacetan di jalur umum. Pembangunan tiang-tiang jalur Monorel di dalam kota yang tak kunjung selesai malah merusak estetika kota. Proyek galian kabel yang juga turut serta menyumbang permasalahan hanya memasang papan bertuliskan basa-basi “maaf perjalanan ada terganggu”
Dijalanan mobil penuh sampai memenuhi jalur kiri yang diperuntukan pengendara sepeda motor, yang pada akhirnya sepeda motor melewati jalur trotoar/pedestrian yang diperuntukan bagi pejalan kaki, pejalan kaki pun enggan menggunakan jembatan penyebrangan mereka lebih suka menyebrang langsung di jalan walupun tidak ada zebra cross, jembatan penyebrangan pun jadi mubazir dan hanya menjadi monumen bisu saja.
Menurut pandangan M. Ridwan Kamil di sebuah forum tentang Catatan Kaki Isu Urbanitas Kita, salah satu permasalahan yang mendasar yang terjadi di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta justru disebabkan oleh ketidaksiapan dan ketidaktahuan tentang esensi budaya berkota atau 'being urban' oleh warganya sendiri.
Carut marut fisik dan sistem kota Jakarta sedikit banyak dipengaruhi oleh masyarakat yang secara psikologis ternyata tetap berperilaku pikir bawaan dari desa.
Esensi berkota atau 'being urban' akhirnya menjadi penting untuk dipahami oleh setiap warga kota atau pendatang yang bermigrasi ke kota. Di kota Tokyo misalnya, setiap pendatang yang akan bergabung menjadi warga kota harus ditatar dan dikuliahi tentang tata tertib, aturan dan etika hidup di kota Tokyo. Hal ini untuk menjamin bahwa semua warga kota memahami esensi dan nilai-nilai filosofis hidup di kota besar. (kk dari berbagai sumber)

Sabtu, Juni 07, 2008

Rumah Urban

Urban House atau rumah bandar adalah istilah untuk rumah-rumah diperkotaan yang mempunyai lahan relatif sempit (biasanya luas tanah dibawah 150 M2).
Rumah urban tiga lantai yang di desain ini juga tidak lepas dari masalah lahan sempit dan terbatas, dengan luas tanah 90 M2, lebar 6 meter panjang 15 meter ke dalam, pemilik rumah membutuhkan ruang-ruang yang harus di akomodasi. Selain ruang tidur utama harus ada 2 ruang tidur anak, ruang tamu, r. makan, area servis, ruang pembantu dan ruang jemur, serta ruang serbaguna yang sewaktu-waktu bisa dijadikan musholla.
Ruang-ruang dibuat simpel dan diusahan agar tidak ada ruang yang terbuang, sekat antar ruang dibuat dari material gypsum dipasang tidak sampai/di bawah plafond agar sirkulasi udara bisa leluasa.
Pemilihan warna untuk ruang pun menggunakan warna cerah dan putih agar ruang terasa lapang.
Pembagian zona dibuat vertikal perlantai, lt.1 area publik dan servis, lt.2 area ruang tidur (privat) sedangakan lt.3 dijadikan ruang serbaguna yang sewaktu-waktu bisa dijadikan musholla, lantai 3 ini hanya sebagian yang dijadikan ruangan selebihnya taman/roof garden.
Pada area tak terbangun dibuat taman dan fontain, carport menggunakan perkerasan grass block ataupun hanya ditanami rumput gajah yang diharapkan tetap bisa menyerap air dengan cepat di waktu hujan.

Ponsel dan Kerusakan Budaya

Disebuah majalah komputer (PC Media edisi..?) seorang pakar mengulas tentang bagaimana sebuah telepon seluler atau lebih terkenal dengan sebutan HP (handphone) dapat merubah dan merusak tatanan budaya, terutama budaya timur yang terkenal santun.
Di kantor, jalan, mall, bahkan di ruang meeting ketika pembicara lagi menyampaikan presentasinya, pesertanya ada yang asik dengan ponselnya tanpa risih, seolah-olah sudah hal yang biasa dan lumrah. Dijalan sambil nyetir menggunakan ponsel tanpa handsfree dengan tenang tanpa memperdulikan lagi keselamatan diri dan orang lain. Seorang pengendara sepeda motor sms-an sambil melaju tak peduli lg sekelilingnya. Di dalam lift seorang menerima panggilan ponsel berbicara dengan keras layaknya bicara dimeja makan sambil berhadapan dengan lawan bicara, tanpa peduli dalam lift penuh orang. Pada saat pesawat mau take off pramugari mengingatkan kita agar ponsel dimatikan, dan pada saat mau landing pramugari mengingatkan kita bahwa jangan menyalakan ponsel sebelum, tapi kayaknya sebagian dari kita gak sabar dan yang pertama dilakukan pada saat pesawat berhenti adalah mengaktifkan ponsel.
Ponsel memang sangat dibutuhkan untuk komunikasi yang lebih cepat pada jaman sekarang ini, tapi juga komunikasi jadi lambat gara-gara mau nelpon, malah cari-cari charger karena ponsel low batt.
Jadi gunakanlah ponsel sesuai kebutuhan, bicaralah dengan pelan bila menerima panggilan di tempat umum, usahakan bicara singkat dan jelas, pakai fasilitas silent/ bila lagi mengikuti meeting atau buat nada jawab bahwa anda lagi meeting dan bisa menghubungi bila selesai meeting.

Jumat, Juni 06, 2008

Sebutan Arsitek

Ada pergeseran tentang sebutan arsitek belakangan ini yang telah merambah ke semua bidang pekerjaan bukan hanya perancang sebuah bangunan atau gedung, pelatih sepak bola (biasa komentator sepak bola di tv bilang begitu), pembuat kebijakan, pembuat strategi bahkan pembuat suatu acara di televisi sering disebut arsitek.
Untuk lebih jelas mari simak kutipan di bawah ini:
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi estetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah perancang sebuah skema atau rencana (lingkungan binaan, gedung).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Arsitek harus mempunyai kompetensi yang diakui dan sesuai dengan ketetapan organisasi serta melakukan praktik profesi arsitek (ad/art
iai) tentunya dalam bidang arsitektur. (sumber wikipedia, iai)

Kamis, Mei 29, 2008

Jelekong, Kampung Seni

Jelekong adalah nama sebuah tempat/kampung di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, sekitar 30 kilometer ke arah selatan Kota Bandung. Di sana sekitar 200 warganya hidup dari melukis, benar-benar melukis dan tak ada pekerjaan lain.
Karena itu, jika Anda ke sana, maka bakal terlihat pemandangan layaknya sebuah perkampungan seniman lukis. Jalanan sesak dengan kanvas yang dijemur di sana-sini. Jika masuk ke gang-gang, bau cat minyak akan menusuk hidung. Maklum, gang-gang itu telah disulap menjadi sanggar dadakan. Mereka melukis segala macam isi alam semesta, dari pemandangan, binatang sampai orang.
Jelekong sendiri menjadi perkampungan seniman lukis sejak 1965. Awalnya dimulai dengan kekaguman pak Oding salah satu warga, yang ketika itu sebagai pemain drama, memperhatikan latar belakang panggung drama. Ia bertekad bisa melukis gambar-gambar seperti yang menjadi back ground panggung drama itu. Pada 1964 ia berangkat ke Jakarta dan menemui Wawan, seorang pelukis ibu kota. Pada 1965 ia pulang kampung dan memutuskan untuk menjadi pelukis.
Selain seni lukis, Jelekong terkenal juga dengan seni wayang golek, dimana disana lahir dalang kondang Asep Sunandar dan padepokan seni wayang golek “Giri Harja” yang didirikan oleh Abah Sunarya.
Memang semestinya seni tidak mengenal tempat dan waktu, dimana saja dan kapan saja.

Kamis, Mei 22, 2008

Piramida Karya Arsitektur Terawal

Mungkin usaha yang paling awal dan tertinggi di bidang arsitektur adalah Piramida Besar di Mesir. Dibangun 5000 tahun yang lalu dengan ketinggian 152 meter, bangunan ini sangat mengesankan pada saat itu, tapi kalau dibandingkan dengan standar saat ini Piramida tidaklah praktis dan efisien.
Dikerjakan lebih dari 40.000 orang pekerja membanting tulang selama beberapa dekade untuk meletakan lebih dari 2,5 juta bongkahan batu besar, tapi setelah selesai hanya ada satu ruangan untuk bisa dihuni oleh satu orang dan penghuninya pun orang yang sudah mati, yaitu sebagai makam raja Mesir atau biasa disebut dengan nama Fir’aun. Tapi bagaimanapun Piramida merupakan hasil karya seni arsitektur yang patut dikagumi. Sampai sekarang Piramida menjadi tempat tujuan wisata, penelitian, dan termasuk salah satu dari 10 keajaiban dunia. Sumber Discovery Channel, Engineering The Impossible

Selasa, Mei 20, 2008

Tentang Hemat Energi

Hemat Energi kata yang sekarang banyak disebut-sebut, baik pemerintah, masyarakat dan dunia, apalagi dengan isu kenaikan harga BBM baru-baru ini.
Hemat energi memang perlu dilakukan, terutama energi yang tidak dapat diperbaharui, mengingat sumbernya yang semakin terbatas.
Langkah pertama penghematan energi adalah dengan mengenali energi apa saja yang bisa diperbaharui dan tidak, selanjutnya kelola dan manfaatkan energi itu secara tepat guna, agar energi tidak ada yang terbuang percuma.
Mulailah menghemat energi dari diri kita sendiri, rumah dan lingkungan sekitar. Misalkan pastikan setiap sudut rumah mendapatkan cahaya alami yang cukup sepanjang hari sehingga tidak perlu menggunakan cahaya buatan atau lampu. Namun, cahaya alami yang dihasilkan dari sinar matahari juga menghasilkan panas. Agar suhu udara di dalam rumah tetap nyaman, maka panasnya mesti dikelola secara benar.
Idealnya suhu di dalam rumah ±25ºC, pada suhu ini manusia bisa beraktivitas dengan nyaman.
Pemakaian listrik dan perangkat yang menggunakan listrik cukup memboroskan energi dan turut menyumbang terhadap pemanasan global. Oleh sebab itu optimalkan pemanfaatan listrik, air atau bahan bakar minyak. Cari alternatif energi dari sumber lain; Matahari, Air, Angin, atau cari energi dari sumber yang dapat diperbaharui lainnya dan tentunya tidak berbahaya dan aman bagi penghuni bumi ini.
Bumi Hijau, Langit Biru, Air Bening.....Semoga..!!!

Minggu, Mei 18, 2008

Just Relax

Beberapa minggu ini saya ditugaskan keluar kota, jadi kesempatan buat nulis dan posting tentang desain (lainya juga) agak terganggu (sebenarnya gak..biar gaya aja keliatan sibuk...hehehe), tapi mudah-mudahan minggu ke depan ada artikel/topik yang menarik untuk dipublikasikan. relax dulu ah..zzzz

Selasa, April 22, 2008

Rumah Tumbuh, Renovasi Bertahap

Rumah ini berada pada daerah perumahan pinggiran Jakarta, pada awalnya rumah ini tipikal real estat type 45 m2 luas tanah 120 m2 dengan sistem cluster. Ketika membeli rumah, pemilik sudah mempunyai rencana untuk pengembangan rumah ini dikemudian hari.
Namun karena budget terbatas maka program renovasi dibuat 2 tahap, yang pertama hanya menambah kamar tidur anak, r. pembantu, ruang service (km/wc dan tempat cuci) serta menambah akses pintu masuk dari depan, agar tidak menggangu kalo lagi ada tamu, tetapi hubungan ruang tetap diusahakan mengakomodir ruang yang akan dikembangkan berikutnya. Pada renovasi awal ini tidak semua dinding dibongkar, melainkan mempertahankan apa yang bisa dipakai, sebagai strategi penghematan terhadap biaya yang memang terbatas.
Pada renovasi tahap 2, adalah menambah lantai ke atas, konsekuensinya salah satu kamar tidur anak dihilangkan menjadi tangga akses naik, kamar tidur anak lainya dijadikan musholla, sedangkan kamar tidur utama bisa dijadikan sebagai ruang kerja atau kamar tidur untuk kerabat atau keluarga yang datang dari jauh.
Penambahan ruang pada lantai 2, yaitu kamar tidur utama+km/wc, 2 kamar tidur anak, ruang keluarga dan km/wc komunal.
Perkuatan struktur pun dilakukan pada daerah tertentu yang benar-benar memikul beban, dengan cara menyuntik kolom praktis yang ada dan menambah pondasi serta kolom yang diperlukan.
Bentuk fasad dibuat simpel dengan atap pelana biasa serta material yang umum digunakan. Perkerasan pada carport dengan material grassblock yang berfungsi sebagai resapan. Area taman depan dibuat tanpa pagar karena memang cluster sistem dan kebijakan dari pihak pengembang untuk tidak membuat pagar permanen, kecuali dari tanaman. Sedangkan area belakang dijadikan taman/courtyard yang berfungsi sebagai buffer terhadap udara panas dan juga sebagai tempat jemur.

Minggu, April 20, 2008

Gedung Sate Landmark Kota Bandung

Setiap kota memiliki identitas berbeda-beda yang dapat menbedakan dengan kota lainnya baik skala regional, nasional maupun international, seperti halnya kota Bandung dengan Gedung Sate-nya.
Dr. Hendrik Petrus Berlage seorang arsitek kenamaan Belanda menilai gedung sate merupakan een groots werk (sebuah karya besar- a great work).
Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 – 1924 di Wihelmina Boulevard (sekarang Jalan Diponegoro); peletakan batu pertama oleh Nona Johana Catherine Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops. dan Nona Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia.
Gedung Sate merupakan karya monumental dari arsitek Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari: Kol. Genie (Purn.) V.L. Slor dari Genie Militair, Ir. E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang dan Gemeentelijk Bouwbedriff (Perusahaan bangunan Kotapraja) Bandung. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan langgam arsitektur tradisional Indonesia dan teknik konstruksi Barat, sehingga disebut Indo Eropeesche Architectuur Stijln.
Arsitektur Gedung Sate merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Italia dan Moor dari zaman Renaissance dengan gaya arsitektur Hindu dan Islam. Ornamen berciri tradisional seperti pada candi Hindu terdapat dibagian bawah dinding gedung, sedangkan pada bagian tengahnya ditempatkan menara beratap tumpak seperti meru di Bali, sesuatu yang lazim pada gaya arsitektur Islam.
Ornamen enam tiang dengan bulatan berbetuk mirip tusuk sate ditempatkan pada puncak atap tumpak, sebagai lambang biaya pembangunan Gedung Sate sebesar 6.000.000 Gulden.
Tempo Doeloe gedung ini disebut Gouvernements Bedrijven (GB). Gedung ini kemudian disebut Gedung Sate berdasarkan bentuk ornament pada puncak atap tumpak tersebut. Gedung Sate sekarang menjadi Kantor Gubernur Jawa Barat. Pemberian teritis (overstek) yang lebar dan selasar pada lantai dasar sangat disesuaikan dengan iklim tropis, agar sirkulasi udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam bangunan dengan baik. Atap meru (atap tumpak) pada bangunan utama merupakan vocal point bangunan ini. Rancangan atap itu merupakan upaya memasukan unsure local pada desain bangunan. Wajah bangunan lebih didominasi dengan rincian (detail) arsitektur Barat seperti lengkung pada jendela dan tiang kecil yang memakai order klasik.
Dalam masa perang kemerdekaan Gedung Sate memiliki nilai histories. Pada tanggal 3 Desember 1945, tujuh orang pemuda pejuang yang mempertahankan bangunan tersebut gugur melawan Pasukan Ghurka yang datang menyerang. Kini sebuah monumen peringatan bagi pahlawan yang gugur itu, berdiri tegak di depan Gedung sate. Sejak tahun 1977, sebuah bangunan besar dengan kontekstual yang serasi, tegak menyesuaikan bentuk terhadap langgam arsitektur banguanan Gedung sate, rancangan arsitek Ir. Sudibyo, yang kini berfungsi menjadi gedung DPRD Propinsi Jawa Barat.
(sumber : Bandoeng Tempo Doeloe dan bapeda jabar go.id)

Sabtu, April 19, 2008

Engineering The Impossible (Millenium Tower)

“Engineering The Impossible” adalah judul acara yang ditayangkan Discovery Channel, mengulas tentang bagaimana sesuatu yang tidak mungkin, dengan pemikiran dan bantuan teknologi tinggi secara engineering menjadi mungkin. Timbul pertanyaan apakah mungkin? Ada beberapa category yang ditayangkan, Bangunan, Jembatan, Kapal Laut, Pesawat Terbang dll.
Dalam hal ini yang akan saya ulas tentang bangunan yang dirancang Norman Foster and Partner, yaitu Millenium Tower, apakah mungkin bisa direalisasikan pembangunannya. Menjadi tantangan yang belum pernah ada. Apakah mereka aman dan bertahan menghadapi bencana alam yang terburuk? Membangun sesuatu yang tak mungkin.
Hongkong menjadi kota yang menjadi lokasi kasus untuk proyek ini, kota berpenduduk 7 juta, dengan perkembangan yang pesat, 2 tahun berikutnya populasi penduduknya bertambah dua kali lipat. Dimana mereka akan tinggal? Kota lain menghadi masalah yang sama, Tokyo, Shanghai, New York, Jakarta, Taipe, Beijing dan Bombay pada abad pertenganahan menjadi penuh sesak. Jika mereka berkembang, butuh 15 kota baru tiap tahun untuk menjadi rumah bagi 12 juta orang, artinya 15 Los Angeles baru tiap tahun selama 50 tahun.
Tak ada ruang tertinggal untuk kehidupan kota.
Millenium Tower menjadi bangunan tertinggi di dunia, tingginya dua kali lipat dari yang pernah dibangun, 840 meter 170 lantai. 60 ribu orang bisa tinggal, bekerja didalamnya, seperti kota dalam kota.

Arsitek David Neilsen dari Norman Foster and Partner, menganggap ini solusi terbaik untuk ledakan populasi.
Tapi bisakah bangunan sebesar dan setinggi itu bisa dibangun? biayanya 10 milyar dollar, akan menghabiskan banyak material bangunan, pembangunannya pun butuh lebih dari 1 dekade.
Proyek ini akan menghadapi halangan besar sejak awal, masalah pertama dimana diletakannya. Pada tahun 2050 mungkin tidak ada lahan yang bisa dibangun di Hongkong. Maka tim arsitek memutuskan meletakannya di pelabuhan atau di laut. Dengan teknologi self rising factory (pabrik angkat sendiri) yang dikembangkan Obayashi dari Jepang, pembangunan gedung bisa diotomatisasi dengan dipandu komputer. Sistem angkat sendiri pada Millenium Tower berada pada dipusat menara (core) yang menjadi lorong lift dan sistem mekanis.
Sistem sirkulasi menggunakan lift express elektromagnetis tanpa kabel sehingga lift bisa berjalan secara vertikal dan horisontal ditambah efek tanpa beban (hampa udara) pnyeimbang kecepatan agar penumpang bisa nyaman saat berhenti.
Untuk menghindari pusaran angin bentuk bangunan pun di buat kerucut sejalan dengan tinggi gedung sehingga gedung pun stabil walau kecepatan angin mendekati 321 km/jam. Selain bentuk ia juga memakai alat sederhana untuk menstabilkan pencakar langit, yaitu penyesuai tekanan massa yang diletakan pada menara teratas gedung untuk mengendalikan getaran dari angin dan gempa. Dengan demikian masalah pembangunan Millenium Tower sebagian bisa dipecahkan.
Sesuatu yang sepertinya tak mungkin saat ini, mungkin besok bisa menjadi nyata. Kesuksesan kita hanya dibatasi oleh imajinasi kita.
Mereka yang bermimpi besar sering kali disebut gila.
(from Discovery Channel)

Selasa, April 15, 2008

Reduce, Re-use, Recycle

Hari Sabtu kemarin akhirnya saya bisa relaks sejenak dari rutinitas kantor yang kadang mesti dibawa pulang ke rumah. Ini kesempatan untuk bermain dan bercanda bersama anak-anak yang suka komplain kalo dirumah saya masih kerja. Seharian saya hanya menonton film-film kartun kesukaan anak saya, mulai Tom & Jerry, Dora, Diego dan film boneka animasi “BOB THE BUILDER”. Kenapa judul film terakhir saya tulis dengan huruf kapital dan memakai tanda kutip?
Karena dari film tersebut saya bisa mendapatkan ide tentang bagaimana sebuah desain bisa direalisasikan pada proyek yang berkelanjutan (sustainable, impian yang harus jadi kenyataan).
Dalam film tersebut Bob Si Pembangun memaparkan gagasannya tentang desain Sunflower Valley yang ia rancang bisa dibangun dengan konsep modern tanpa mengesampingan sumber daya lokal. Dengan konsep “Reduce, Re-use, Recycle” (mengurangi, menggunakan kembali dan daur ulang) semua potensi yang ada pada lokasi proyek dia gunakan dan dilibatkan secara optimal, dari sumber daya manusia, sumber daya alam dan potensi energy.
Bob Si Pembangun mengajak masyarakat untuk turun serta dalam pembangunan, mengurangi penebangan pohon, menghemat penggunaan bahan bakar, menggunakan material lokal atau barang bekas yang masih layak pakai, mendaur ulang sampah dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman dan pohon di taman, mengelola air, angin dan sinar matahari untuk energy listrik.
Jadilah Bob The Builder!!! Atau paling tidak kita bisa ambil konsepnya dan diterapkan di lingkungan sekitar kita, untuk membantu mengurangi pemanasan global.

Senin, Maret 31, 2008

Suburban House

Bersyukurlah saya karena dipercaya mendesain lagi rumah seorang bidan di daerah perkampungan yang mayoritas penduduknya adalah petani.
Seorang bidan dan suami pengusaha perdagangan hasil bumi mempunyai 2 orang anak putra-putri yang mulai beranjak remaja, dari masing-masing anggota keluarga mempunyai keinginan berbeda tentang hunian yang akan ditinggalinya.
Dari hasil berdiskusi dengan pemilik proyek, program ruang yang diingikan adalah sebagai berikut :
-Ruang Tidur Utama+KM/WC
-Ruang Tidur Anak 2 Ruang
-Ruang Tidur Tamu
-Ruang Makan/Ruang Keluaraga
-Ruang Tamu
-Ruang Tidur Pembantu
-Dapur
-KM/WC
-Garasi
-Carport
-Taman+Pond
-Ruang Praktek (Optional)
Dengan luas tanah kurang 300 m2 program tersebut akhirnya dapat disimpulkan dan diapplikasikan dalam desain seperti di bawah ini:
Pembagian atara zona privat, zona publik dan service sebagai salah satu upaya untuk mengelola sirkulasi ruang, agar tidak terjadi cross-circulation. Bukaan-bukaan yang tinggi dan lebar pada jendela-pintu untuk mengoptimalkan sirkulasi udara dalam ruang, sehingga suhu ruangan dapat terkendali.
Permainan bidang pada tampak bangunan sebagai salah satu cara agar bentuk bangunan lebih dinamis, aktraktif dan tidak monoton.
Atap pelana kemiringan 45 derajat dengan material genting yang diproduksi oleh penduduk setempat sebagai respon terhadap pengaruh iklim tropis setempat sehingga membantu mengalirkan air hujan lebih cepat, juga sebagai bentuk kepedulian terhadap penggunaan bahan produksi lokal dan memberdayakan masyarakat dekat lokasi proyek.