Sabtu, April 19, 2008

Engineering The Impossible (Millenium Tower)

“Engineering The Impossible” adalah judul acara yang ditayangkan Discovery Channel, mengulas tentang bagaimana sesuatu yang tidak mungkin, dengan pemikiran dan bantuan teknologi tinggi secara engineering menjadi mungkin. Timbul pertanyaan apakah mungkin? Ada beberapa category yang ditayangkan, Bangunan, Jembatan, Kapal Laut, Pesawat Terbang dll.
Dalam hal ini yang akan saya ulas tentang bangunan yang dirancang Norman Foster and Partner, yaitu Millenium Tower, apakah mungkin bisa direalisasikan pembangunannya. Menjadi tantangan yang belum pernah ada. Apakah mereka aman dan bertahan menghadapi bencana alam yang terburuk? Membangun sesuatu yang tak mungkin.
Hongkong menjadi kota yang menjadi lokasi kasus untuk proyek ini, kota berpenduduk 7 juta, dengan perkembangan yang pesat, 2 tahun berikutnya populasi penduduknya bertambah dua kali lipat. Dimana mereka akan tinggal? Kota lain menghadi masalah yang sama, Tokyo, Shanghai, New York, Jakarta, Taipe, Beijing dan Bombay pada abad pertenganahan menjadi penuh sesak. Jika mereka berkembang, butuh 15 kota baru tiap tahun untuk menjadi rumah bagi 12 juta orang, artinya 15 Los Angeles baru tiap tahun selama 50 tahun.
Tak ada ruang tertinggal untuk kehidupan kota.
Millenium Tower menjadi bangunan tertinggi di dunia, tingginya dua kali lipat dari yang pernah dibangun, 840 meter 170 lantai. 60 ribu orang bisa tinggal, bekerja didalamnya, seperti kota dalam kota.

Arsitek David Neilsen dari Norman Foster and Partner, menganggap ini solusi terbaik untuk ledakan populasi.
Tapi bisakah bangunan sebesar dan setinggi itu bisa dibangun? biayanya 10 milyar dollar, akan menghabiskan banyak material bangunan, pembangunannya pun butuh lebih dari 1 dekade.
Proyek ini akan menghadapi halangan besar sejak awal, masalah pertama dimana diletakannya. Pada tahun 2050 mungkin tidak ada lahan yang bisa dibangun di Hongkong. Maka tim arsitek memutuskan meletakannya di pelabuhan atau di laut. Dengan teknologi self rising factory (pabrik angkat sendiri) yang dikembangkan Obayashi dari Jepang, pembangunan gedung bisa diotomatisasi dengan dipandu komputer. Sistem angkat sendiri pada Millenium Tower berada pada dipusat menara (core) yang menjadi lorong lift dan sistem mekanis.
Sistem sirkulasi menggunakan lift express elektromagnetis tanpa kabel sehingga lift bisa berjalan secara vertikal dan horisontal ditambah efek tanpa beban (hampa udara) pnyeimbang kecepatan agar penumpang bisa nyaman saat berhenti.
Untuk menghindari pusaran angin bentuk bangunan pun di buat kerucut sejalan dengan tinggi gedung sehingga gedung pun stabil walau kecepatan angin mendekati 321 km/jam. Selain bentuk ia juga memakai alat sederhana untuk menstabilkan pencakar langit, yaitu penyesuai tekanan massa yang diletakan pada menara teratas gedung untuk mengendalikan getaran dari angin dan gempa. Dengan demikian masalah pembangunan Millenium Tower sebagian bisa dipecahkan.
Sesuatu yang sepertinya tak mungkin saat ini, mungkin besok bisa menjadi nyata. Kesuksesan kita hanya dibatasi oleh imajinasi kita.
Mereka yang bermimpi besar sering kali disebut gila.
(from Discovery Channel)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

where can i watch the documentary?