Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, Mei 12, 2009

TentangCAD gudang ilmu bagi pengguna CAD

Bagi yang mau berpartisipasi klik disini!

Berawal dari sebuah blog, yang mengkhususkan mencatat ide, memposting artikel, dan membuat uraian-uraian tutorial seputar penggunaan aplikasi CAD (Computer Aided Design). Sejalan dengan perkembangan zaman dan bergulirnya waktu kini tentangCAD telah membuat website yang begitu aktraktif dan sangat mempesona bagi semua orang, bukan hanya dari pengguna cad semata tapi lebih dari itu, mahasiswa sampai praktisi di dunia engineering pernah mampir ke tentangCAD, bahkan seorang bos sebuah konsultan arsitektur lulusan luar negeri yang saya kenal, pas saya perlihatkan blog tentang cad (sebelumnya semua-tentang-cad.blogspot.com) dengan fitur yang sederhana sempat bengong dan terkagum-kagum, dia bilang ternyata orang kita gak kalah pinter dengan orang luar. Keberadaannya pun kini menjadi pusat perhatian apalagi setelah ada kontes review tentangCAD, pesertanya pun bukan hanya dari kalangan pengguna CAD, bahkan ada yang awam terhadap CAD.

Di motori oleh Edwin Prakoso, yang lebih dikenal dengan sebutan Edo, dan dibantu oleh kontributor-kontributor handal seperti abah Adesu, kang Igun, Udaf dan Santos mereka ahli-ahli yang mumpuni dalam pengoperasian aplikasi cad membuat semua ulasan-ulasan artikel yang ada di “tentang cad” menjadi lebih hidup. Ini adalah website cad pertama di Indonesia yang pernah saya singgahi, edan....keren euy! Nyetones kata anak band (Rolling Stones maksudnya) Nyektur kata para arsitek. Hampir semua ulasan tentang aplikasi cad ada disini (Autocad, Revit, Microstation...dll)
Ulasan-ulasan artikel dan tutorialnya yang selalu ter-update, tersaji dengan sederhana, tapi mempunyai bobot dan tentunya sangat mudah dan cepat dimengerti, bagaimana menerapkan, mempraktekan aplikasi cad secara cepat dan efektif sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan, diulas secara detail tersusun rapi step by step, orang awam sekalipun pasti bisa, berani jamin asal bisa baca dan bisa komputer....Terlhalhu....kata Bang Haji.
"TentangCAD" Inilah gudang ilmu bagi pengguna CAD, buka kuncinya (situsnya), baca artikelnya, dan praktekan segera! Bagi pemula, lanjutan, mahir.......lengkap ada disini.
Dari segi tampilan halaman muka situs ini didesain minimalis elegan, tapi desain header rasanya terlalu naif dengan adanya image meja gambar lengkap dengan secangkir kopi, apakah dunia cad identik dengan dunia gambar saja dan minum kopi? (caffein)...., ......tapi so pasti 99,99% dari tampilan dan konten situs ini bagi seorang awam tentang blog dan situs seperti saya, ini dah OK!..terus berkarya, majukan bangsa!!!

Selasa, Mei 20, 2008

Tentang Hemat Energi

Hemat Energi kata yang sekarang banyak disebut-sebut, baik pemerintah, masyarakat dan dunia, apalagi dengan isu kenaikan harga BBM baru-baru ini.
Hemat energi memang perlu dilakukan, terutama energi yang tidak dapat diperbaharui, mengingat sumbernya yang semakin terbatas.
Langkah pertama penghematan energi adalah dengan mengenali energi apa saja yang bisa diperbaharui dan tidak, selanjutnya kelola dan manfaatkan energi itu secara tepat guna, agar energi tidak ada yang terbuang percuma.
Mulailah menghemat energi dari diri kita sendiri, rumah dan lingkungan sekitar. Misalkan pastikan setiap sudut rumah mendapatkan cahaya alami yang cukup sepanjang hari sehingga tidak perlu menggunakan cahaya buatan atau lampu. Namun, cahaya alami yang dihasilkan dari sinar matahari juga menghasilkan panas. Agar suhu udara di dalam rumah tetap nyaman, maka panasnya mesti dikelola secara benar.
Idealnya suhu di dalam rumah ±25ÂșC, pada suhu ini manusia bisa beraktivitas dengan nyaman.
Pemakaian listrik dan perangkat yang menggunakan listrik cukup memboroskan energi dan turut menyumbang terhadap pemanasan global. Oleh sebab itu optimalkan pemanfaatan listrik, air atau bahan bakar minyak. Cari alternatif energi dari sumber lain; Matahari, Air, Angin, atau cari energi dari sumber yang dapat diperbaharui lainnya dan tentunya tidak berbahaya dan aman bagi penghuni bumi ini.
Bumi Hijau, Langit Biru, Air Bening.....Semoga..!!!

Sabtu, April 19, 2008

Engineering The Impossible (Millenium Tower)

“Engineering The Impossible” adalah judul acara yang ditayangkan Discovery Channel, mengulas tentang bagaimana sesuatu yang tidak mungkin, dengan pemikiran dan bantuan teknologi tinggi secara engineering menjadi mungkin. Timbul pertanyaan apakah mungkin? Ada beberapa category yang ditayangkan, Bangunan, Jembatan, Kapal Laut, Pesawat Terbang dll.
Dalam hal ini yang akan saya ulas tentang bangunan yang dirancang Norman Foster and Partner, yaitu Millenium Tower, apakah mungkin bisa direalisasikan pembangunannya. Menjadi tantangan yang belum pernah ada. Apakah mereka aman dan bertahan menghadapi bencana alam yang terburuk? Membangun sesuatu yang tak mungkin.
Hongkong menjadi kota yang menjadi lokasi kasus untuk proyek ini, kota berpenduduk 7 juta, dengan perkembangan yang pesat, 2 tahun berikutnya populasi penduduknya bertambah dua kali lipat. Dimana mereka akan tinggal? Kota lain menghadi masalah yang sama, Tokyo, Shanghai, New York, Jakarta, Taipe, Beijing dan Bombay pada abad pertenganahan menjadi penuh sesak. Jika mereka berkembang, butuh 15 kota baru tiap tahun untuk menjadi rumah bagi 12 juta orang, artinya 15 Los Angeles baru tiap tahun selama 50 tahun.
Tak ada ruang tertinggal untuk kehidupan kota.
Millenium Tower menjadi bangunan tertinggi di dunia, tingginya dua kali lipat dari yang pernah dibangun, 840 meter 170 lantai. 60 ribu orang bisa tinggal, bekerja didalamnya, seperti kota dalam kota.

Arsitek David Neilsen dari Norman Foster and Partner, menganggap ini solusi terbaik untuk ledakan populasi.
Tapi bisakah bangunan sebesar dan setinggi itu bisa dibangun? biayanya 10 milyar dollar, akan menghabiskan banyak material bangunan, pembangunannya pun butuh lebih dari 1 dekade.
Proyek ini akan menghadapi halangan besar sejak awal, masalah pertama dimana diletakannya. Pada tahun 2050 mungkin tidak ada lahan yang bisa dibangun di Hongkong. Maka tim arsitek memutuskan meletakannya di pelabuhan atau di laut. Dengan teknologi self rising factory (pabrik angkat sendiri) yang dikembangkan Obayashi dari Jepang, pembangunan gedung bisa diotomatisasi dengan dipandu komputer. Sistem angkat sendiri pada Millenium Tower berada pada dipusat menara (core) yang menjadi lorong lift dan sistem mekanis.
Sistem sirkulasi menggunakan lift express elektromagnetis tanpa kabel sehingga lift bisa berjalan secara vertikal dan horisontal ditambah efek tanpa beban (hampa udara) pnyeimbang kecepatan agar penumpang bisa nyaman saat berhenti.
Untuk menghindari pusaran angin bentuk bangunan pun di buat kerucut sejalan dengan tinggi gedung sehingga gedung pun stabil walau kecepatan angin mendekati 321 km/jam. Selain bentuk ia juga memakai alat sederhana untuk menstabilkan pencakar langit, yaitu penyesuai tekanan massa yang diletakan pada menara teratas gedung untuk mengendalikan getaran dari angin dan gempa. Dengan demikian masalah pembangunan Millenium Tower sebagian bisa dipecahkan.
Sesuatu yang sepertinya tak mungkin saat ini, mungkin besok bisa menjadi nyata. Kesuksesan kita hanya dibatasi oleh imajinasi kita.
Mereka yang bermimpi besar sering kali disebut gila.
(from Discovery Channel)

Jumat, Januari 25, 2008

Perlunya Catu Daya Cadangan Pada Bangunan Publik

Tanpa mengurangi apresiasi yang tinggi kepada Galeri Nasional atas prakasanya menyediakan acara perhelatan:”musikalisasi puisi Romo Mudji Sotrisno” pada 6 Desember 2007 malam, pada akhir acara tiba tiba terjadi trap dan lampu padam total, puluhan pengunjung yang memadati acara tersebut terpaksa dengan susah payah mencari jalan keluar.
Satu dan lain hal karena tidak tersedianya “lampu penerangan darurat” (emergency light) yang seharusnya tersedia pada bangunan pubik.
Hal yang juga kurang menjadi kepedulian dari pengelola Galeri Nasional antara lain tanda tanda atau pemberitahuan posisi (signage) pada gedung tersebut bila ada acara acara penting pada malam hari, halaman gedung yang relatip gelap dan “kurang mengundang” Seharusnya nama besar Galeri Nasional dengan asset sebuah bangunan „tempo doeloe“ dilokasi yang sangat bergengsi, memberikan nuansa yang mencerahkan.

Lalu bangaimana mengelola bangunan ini, terlepas dari alasan klasik „budget terbatas“ seharusnya dilakukan sekala prioritas bagian apa saja yang sangat diperlukan bagi public space, lampu yang tiba tiba mati dapat menimbulkan fearness, panic atau konotasi bermacam : sabotase, atau yang lebih buruk lagi.
Apalagi bila saja dalam acara tersebut hadir pejabat,tokoh dan atau public figure terkenal, kalau saja terjadi dinegara barat, akan menjadi „Berita besar“.
Namun karena kita hidup ditengah masyarakat “pemaaf yang sekaligus pelupa“ maka kejadian diatas berjalan biasa biasa saja tanpa rasa berdosa.
Secara psikologis dampak yang timbul bisa diperdebatkan,sebagai contoh kejadian serupa terjadi disebuah hotel internasional di Bali, beberapa tahun lalu sebelum bom Bali, serombongan turis asing mengajukan claim ke manajemen hotel akibat mati lampu berkepanjangan karena genset hotel tidak dapat dioperasikan.

Bagi kita kejadian ini dianggap lumrah saja, namun kalau saja kita berpikir jauh kedepan dalam kesiapan kita menghadapi era globalisasi, desa buana (global Village) dan implikasi yang bakal timbul, sungguh kejadian diatas harus dan tidak boleh terjadi lagi………… semoga.