Senin, September 15, 2008

Rumah Experimen

Mendesain rumah dengan lahan sempit dan dana yang terbatas untuk pembangunan menjadi sebuah tantangan dan kegairahan bagi seorang arsitek.
Dalam situasi harga-harga material bangunan yang melambung tinggi hampir setiap minggu mengalami kenaikan dan susah didapat, sehingga penghematan untuk menekan biaya pembangunan menjadi hal yang utama.
Rumah ini didesain mengikuti bentuk lahan dan untuk menekan biaya konstruksi tentunya bangunan lama sebagian dipertahankan. Selain pemilihan material dan metode pelaksanaan, trik finishing pun dilakukan pada rumah ini. Penggunaan material alam yang ada disekitar yang murah harganya tapi mempunyai kualitas yang tinggi. Menggunakan kembali material bekas bongkaran, seperti genting, bata sisa bongkaran yang masih utuh dan bisa dipakai ulang. Finishing dinding dilakukan dengan plesteran pasir semen, sementara acian dengan bahan semen air agak kental menggunakan alat roll cat, tidak harus dengan tukang skill tinggi pun jadi, dan tekture dinding lebih kelihatan artistik. Finishing akhir bisa dicat maupun tidak, yang tentunya bisa mengurangi biaya tukang, bahkan bisa dilakukan sendiri.

Senin, September 08, 2008

Marhaban Ya Ramadhan

Semoga Ramadhan ini penuh dengan BBM (Bulan Barokah & Maghfirah)
Meningkatkan PREMIUM (PREi Makan dan MInUM)
Memperbanyak SOLAR (Solat Lebih Rajin)
Memperbanyak MINYAK TANAH (Meningkatkan Iman, baNYak Tahan Nafsu & AmaraH)
Meningkatkan PERTAMAX (PERangi TAbiat MAX siat)
Selamat Manunaikan Ibadah Shaum,
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Kamis, September 04, 2008

Bumi Hijau, Langit Biru, Air Bening

Judul diatas adalah angan-angan saya sekarang, dan masa lalu yang pernah saya rasakan.
Bumi Hijau, Langit Biru, Air Bening pernah saya rasakan ketika saya masih kanak-kanak dan tinggal dikampung yang jauh dari polusi, namun kampung yang dulu mempunyai air sungai yang bening dan bisa dimasak untuk minum dengan beragam ikan hidup didalamnya dan sewaktu-waktu diambil dengan alat pancing. Hutan yang mengelilinginya lebat, dan pohon bambu yang siapa saja boleh mengambil asal teratur tanpa ada yang melarang, dan orang-orang pun sangat peduli terhadap lingkungannya. Sawahpun tumbuh subur ditanami padi sehingga penduduk tidak takut akan kelaparan. Kenapa sekarang cuma angan-angan?
Air sungai yang dulu bening kini telah tercemar, jangankan untuk minum, untuk cuci kaki pun orang sudah enggan dan takut akan efek air yang tercemar.
Sawah yang dulu subur semakin menyempit dan berkurang luasnya, telah berubah fungsi menjadi perumahan dan pabrik tanpa memikirkan bahkan tidak peduli akan kelangsungan hidup dan lingkungan sekitar.