Kamis, Juli 07, 2011

Arsitek, untuk hunian layak, dibutuhkan, diperlukan???

Dalam rumah yang sehat terdapat keluarga yang sehat. Bukan kata-kata mutiara, bukan pula pesan sponsor. Tak perlu dipergunjingkan lagi secara otomatis memang sudah menjadi keharusan, sudah menjadi kebutuhan pokok setiap manusia, sesudah pangan dan sandang.

Sudah kehendak takdir semua mahluk bernyawa membutuhkan tempat tinggal sesuai kondisinya masing-masing. Tengok saja masyarakat semut yang sibuk mengorek lubang dan masyarakat burung yang sibuk mengumpulkan lalu menata ranting membuat sarang sebagai tempat tinggalnya, atau masyarakat keong dan kerang yang secara kodrati telah disubsidi masing-masing mendapat jatah sebuah “rumah” tanpa harus mengisi formulir, tanpa harus mengajukan KPR ke bank, tanpa membayar uang muka maupun cicilan.


Tentu saja, apalagi manusia. Sebagai mahluk paling pintar, paling hebat, paling bisa dan memang paling-paling di dunia ini, jelas membutuhkan tempat tinggal yang serba lebih dari segala mahluk lainnya.


Rumah Sehat Murah, sebuah rangkaian kata yang sederhana, tetapi tidak sesederhana itu usaha-usaha yang harus dilakukan untuk memenuhi jumlah kebutuhan yang terus meningkat.

Bicara soal rumah, rasa-rasanya tak seorang Arsitek pun boleh mengelak dari soal ini. Lantas kalau tadi pagi dokter Puskesmas mengatakan Mang Omo yang Penjaga Pintu Kereta sekaligus penjaga keselamatan manusia, percuma saja mondar-mandir membawa anaknya yang sakit-sakitan melulu ke Puskesmas, kecuali kalau Mang Omo mengobati pula rumahnya sehingga menjadi rumah sehat.

Waktu dokter menganjurkan supaya Mang Omo minta petunjuk Arsitek, ia bingung tujuh belas keliling. “Arsitek itu apa sih?” tanyanya. Lalu dokter yang ramah itu cuma menjawab: “Tanya saja pada juragan pemilik kontrakan yang Bapak tempati.”


Tapi ketika Mang Omo mengutarakannya pada Juragan pemilik rumah, yang terakhir ini cuma nyengir ditambah seucap kata: “Muahal” katanya sambil melengos.

Sedikitpun ini bukan komedi.

Tidak ada komentar: