Minggu, Juli 10, 2011

Tradisi Dalam Arsitektur (2)

Keenam tradisi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tradisi Logis

Tradisi ini didasarkan pada cara berpikir yang sistematis, sejalan dengan hokum alam dan mengikuti perkembangan teknologi. Disini teknologi adalah di atas segalanya.

Sangat baik untuk dikembangkan, tetapi perlu pendekatan ke arah apa yang terdapat di Indonesia sendiri; yaitu hasil-hasil alamnya dan hasil seni yang berasal dari tradisi rakyatnya. Kalau tidak, mungkin orang akan mengalami kejenuhan, karena nilai seni kurang digali kembali.

2. Tradisi Intuitif

Pengungkapan kreatifitas dan emosi yang menghasilkan bentuk-bentuk yang menakjubkan, serta menutup mata terhadap reaksi-reaksi orang di sekelilingnya.

Kurang baik untuk dikembangkan karena kemungkinan besar akan menemui tantangan dalam masyarakat.

Memang ada beberapa fungsi yang mengharapkan tradisi ini diterima ooleh masyarakat secara baik, yaitu suatu fungsi yang memang mengharapkan perhatian dari masyarakat dalam lingkungannya. Akan tetapi untuk Indonesia, belum banyak diterapkan.

Tradisi intuitif dengan ramalan atau penglihatan yang jauh ke depan dapat memberikan gambaran ke masa mendatang, sehingga dapat merangsang dan memperlihatkan potensi arsitek.

3. Tradisi Aktivis

Mempunyai ciri lebih menonjolkan hasil karya arsitektur untuk dapat memenuhi tuntutan hidup masyarakat dan mengutamakan bentuk-bentuk yang mampu berkomunikasi dengan masyarakat dan memusatkan diri pada bentuk-bentuk ini.

Tradisi ini sangat baik untuk diterapkan di Indonesia, untuk menolong masyarakat yang berpenghasilan rendah yang mencapai sebagian besar dari jumlah rakyat Indonesia. Tetapi sifatnya hanya sebagai peralihan ke arah suatu kehidupan yang lebih baik lagi.

Emosi arsitek terlihat juga pada saat-saat tertentu, tapi lebih banyak ke arah ide yang praktis, murah dan lebih manusiawi dengan disertai kemamppuan untuk memilih bahan secara tepat.

4. Tradisi Idealis

Mencoba menciptakan keseimbangan antara arsitek secara pribadi dengan bentuk-bentuk yang umum atau yang dikenal oleh masyarakat. Sangat memperhatikan fungsi, maka hasilnya adalah suatu bentuk yang mempunyai kepribadian sendiri, sesuai dengan kurun waktu tertentu. Bangunan-bangunan yang mempunyai bentuk sama atau klise dianggap tidak ideal.

Tradisi ini mengutamakan komunikasi, dengan maksud agar dapat mudah dimengerti.

5. Tradisi Self-Conscious

Karya-karyanya mempunyai karakter yang dapat memproyeksikan faham yang dianutnya dan kekuasaan suatu faham pada era tertentu. Misalnya suatu bangunan pemerintahan mempunyai suatu ciri dan corak pemerintahan pada waktu itu.

Tradisi ini sangat terpengaruh oleh keadaan sosial-politik

6. Tradisi Unself-Conscious

Karya-karyanya cenderung pada usaha peningkatan keadaan sosial budaya masyarakat dengan mengembangkan lingkukangnya sendiri, berdasarkan kebiasaan, adat dan bukan didasari oleh suatu ideologi.

Tradisi ini mempunyai kelemahan, yaitu; Program kesejahteraan yang berlaku selalu tidak memadai, dan kaku, bahkan tidak manusiawi dalam pelaksanaannya.

Tradisi ini sangat besar pengaruhnya dalam arsitektur dan sempat mempengaruhi sekitar 80% (delapan puluh persen) dari lingkungan di dunia. (lanjut)

1 komentar:

as5no mengatakan...

http://www.christmascouponindex.com/survey-4-profit-christmas-coupon